Sabtu, 10 Oktober 2009

Merebaknya "Ilmu Sapi"

Kebanyakan dari kita menganut “ilmu sapi”, istilah Sunda yang dialamatkan kepada orang yang hidup bergantung pada bagaimana angin bertiup. Mafhum, kondisi ini lantaran pengaruh lingkungan sosial begitu kental dalam memengaruhi perilaku kita. Tetapi saya menyadari, setelah mengkaji berbagai literatur, bahwa kesuksesan itu terletak dari keinginan yang kuat untuk melakukan apa yang orang lain tidak lakukan.

Sebagai orang yang tidak memiliki “pekerjaan”, setiap minggu saya menyempatkan waktu sebanyak 12 jam pelajaran x dua hari untuk berbagi dengan adik-adik saya di sebuah Madrasah Tsanawiyah. Ketika istirahat, dalam suatu waktu saya dipanggil oleh salah seorang TU sekolah. Ternyata mengisi formulir, entah untuk apa. Setelah saya tanya, formulir itu untuk isian sertifikasi.

Sertifikasi? Saya kaget bukan main. Sebab, saya tidak memiliki ketertarikan untuk mengikuti ritual-ritual semacam itu. Kenapa? Bukan lantaran saya sombong, tetapi saya tidak ingin menyandarkan hidup saya pada posisi-posisi semacam itu. Saya selalu bilang pada teman-teman, saya tak berminat untuk jadi PNS, sebuah profesi yang sangat disakralkan di lingkungan sosial kita. Apalagi sertifikasi? Yang saya inginkan adalah berbagi dengan adik-aik saya secara paripurna. Itu saja.

Selain itu, saya juga punya pertimbangan lain. Berangkat dari peristiwa menyedihkan selepas lulus kuliah, saya menenteng map berisi lamaran kerja kemana-mana. Ke Bandung, Jakarta, Bekasi, dll. Tidak satupun saya diterima di perusahaan yang saya lamar. Saya bertanya, apa yang kurang dari saya (tidak bermaksud sombong)? Padahal, bicara fasih, pakaian necis, mantan aktivis di organisasi, bisa menulis, bisa presentasi, hanya saya tidak punya pengalaman. Tidak punya referensi.

Setelah itu, saya memutuskan tak ingin menjadi karyawan, pegawai, atau bahkan PNS. Saya harus menjadi diri yang kreatif, hidup mengandalkan kemauan, keyakinan, keuletan, kegigihan, serta kreativitas diri. Lalu saya coba-coba berbagai aktivitas, mulai menulis di koran yang tak pernah dimuat, berjualan, membuka kursus komputer, bisnis MLM, ternak ikan, ternak kambing, “ngorder” berbagai peralatan dan barang cetak, serta kini membuka jasa pelayanan masyarakat berupa tempat pembayaran tagihan rekening listrik, telepon, dan cicilan lainnya. Selain itu, saya juga tengah merintis bertanam kayu, jual beli elektronik dan servis, serta aktif juga di kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Saya sadar, bahwa jika saya melakukan seperti kebanyakan orang lain melakukan, saya akan termarginalkan. Saya akan mati di tengah hiruk-pikuk kehidupan. Sejak saat itu sya memutuskan, akan melakukan apapun yang tidak dilakukan oleh orang lain. Kalau orang-orang berbondong-bondong untuk tes PNS, biarlah itu orang lain, dan saya tidak akan melakukan. Justru saya akan melakukan yang tidak dilakukan orang lain, meskipun itu tidak popuer.

Apa yang harus kulakukan? Apa saja, terutama yang berkaitan dengan dunia usaha, wirausaha, wiraswasta, dan hal-hal lain yang tidak digandrungi kebanyakan orang. Mengapa? Sebab secara logika, di sini tidak banyak saingan, dan kita bisa dengan lebih cepat mencapai puncak. Soal jaminan masa depan? Saya yakin, di dunia ini tidak ada jaminan.

Oleh karena itu, “ilmu sapi” ini menjadi isnpirasi bagi saya, bahwa hanya orang-orang yang tidak memiliki identitas, karakter, serta kreativitaslah yang selalu mengikuti arah angin, keguyuban, serta popularitas kekinian. Padahal, kesuksesan selalu hadir dari kebalikannya.

Dan sebagai informasi, hanya 6 % mantan mahasiswa di seluruh Indonesia yang terjun ke dunia usaha, dunia yang secara totalitas mengandalkan kemampuan, kegigihan, keberanian, spekulasi, serta keuletan dan kesabaran, termasuk kompetensi, kualitas dan dan keyakinan. Berarti lahan ini masih kosong, siapapun bisa memberdayakannya untuk kemaslahatan hidup diri, keluarga dan masyarakat kebanyakan.

Selamat menempuh hidup yang berbeda, tidak populer, dan kurang direstui oleh orang tua serta keluarga kita, termasuk calon pendamping hidup. Siapkan mental, bendung air mata, dan buktikan pada dunia bahwa apa yang tidak dilakukan oleh yang lain bisa menjadi sumber kekayaan, keberkahan dan kebahagiaan hidup kita di kemudian hari.

Selamat berkarya...

Belajar Komputer

belajar-ilmu-komputer.blogspot.com

Mengenai Saya

Foto saya
Purwakarta, Jawa Barat
Lahir di Purwakarta, 21 Pebruari 1983. Pernah singgah di STIE Dr. KHEZ Muttaqien Purwakarta jurusan Manajemen SDM. Pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwakarta sebagai Ketua Umum periode 2005-2006. Kini kegiatan sehari-hari mengabdi kepada masyarakat lewat PNPM Mandiri Perdesaan, sebagai Ketua UPK Kec. Kiarapedes Purwakarta. Aktif juga mengajar TI di MTs YPMI Wanayasa, Membuka Kursus Komputer serta Jasa Pelayanan Masyarakat di Bidang TI. Sekarang tengah merintis usaha di bidang pertanian dan peternakan. Selain itu untuk konsumsi pribadi, tengah giat menulis novel. Satu nivel telah selesai dan sekarang tengah mencari penerit untuk menerbitkan novel tersebut.

Kurs

Berita Artis

script type="text/javascript"> kb_content = 'celebrity';

Berita Terkini